Kamis, 28 Mei 2015

Culture Management



Bekerja dan bergaul dengan berbagai orang dari berbagai bangsa tentu mengharuskan kita menguasai bahasa asing, paling tidak bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Saya sudah mendapatkan kesempatan bekerja dan berhubungan dengan berbagai relasi dari beragam bangsa dengan latar belakang budaya berbeda-beda. Dan tentu saja terasa betul bahwa menguasai bahasa Inggris itu sangat penting. Tapi ternyata tidak cukup sampai di situ. Menguasai bahasa Inggris itu memang penting, tapi ketika kita bekerja cross culture maka adalah sangat penting untuk memahami budaya asal orang-orang yang menjadi relasi atau rekanan kita.

Dengan kata lain saya meyakini bahwa bicara bahasa Inggris tidak hanya sekedar berbahasa tapi juga mengerti tentang budaya lawan bicara kita. Ketika saya berbicara bahasa Inggris sebenarnya saya belum sepenuhnya bicara bahasa Inggris. Lantas apa yang saya terjadi ketika saya berbahasa Inggris? Iya, yang saya lakukan adalah berbicara bahasa Indonesia yang disampaikan lewat bahasa Inggris. Artinya begini, karena itu bukan bahasa asli saya, saya memikirkan apa yang hendak saya katakan dalam bahasa Indonesia, baik itu per kata, per kalimat, atau per alinea kemudian saya mentransfernya ke dalam bahasa Inggris. Jadi jelas di mana letak perbedaannya dengan penduduk setempat yang adalah pengguna asli bahasa tersebut. Pengungkapan arti dari yang dimaksudkan tentu akan berbeda.

Kalau saya bilang seperti ini do you understand what I was saying? Mungkin banyak yang bilang ‘Iya kami tau betul’. Tapi, do you really understand what I mean by saying that? Jawabannya adalah belum tentu. Latar budaya memengaruhi pemaknaan sebuah kalimat-kalimat yang terucap memakai bahasa Inggris (atau bahasa asing lainnya).

Mari kita lihat contoh berikut ini. Bila Anda diperhadapkan pada situasi tertentu yang sangat menekan Anda. Misalnya Anda dituntut untuk segera menyelesaikan laporan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Pada situasi seperti itu, boss Anda datang dan berucap begini, I need your report less than 2 hours from now. Anda pun merasa hal itu tidak mungkin. Ada 300 halaman yang harus dipelajari untuk dibuatkan laporannya. Mana bisa diselesaikan dalam waktu 2 jam. Pada posisi seperti itu, di Amerika, Eropa, dan hampir semua kita pasti akan melontarkan kalimat seperti ini, “I will do my best” atau yang sejenis itu, “I will try my best”.

Selasa, 26 Mei 2015

Belajar Bahasa 'Slang'


Ketika ada yang mengatakan bahwa Anda itu adalah Airhead maka apa pendapat Anda? Itu bahasa slang yang artinya orang bodoh. Wah, siapa sih yang suka disebut sebagai orang bodoh, tentu nggak ada yang sudi bukan? Nah, untuk itu kalian semua harus mendengarkan dengan seksama apa yang orang lain katakan, supaya tidak dianggap sebagai airhead. Mendengarkan dengan seksama juga ada ungkapannya, yaitu All ears.  

Lalu apa pula artinya ants in your pants? Itu artinya grogi. Jadi kalau Anda menjadi grogi dan tegang luarbiasa menghadapi suatu hal maka dapat dibilang ants in your pants. Anda itu grogi. Bayangin aja jika ada semut dalam celana Anda hehehehe.

Ungkapan lain yang berkata back on your feet itu artinya adalah baru sembuh dari sakit. Kalau bad mouth itu artinya mengatakan sesuatu yang buruk terhadap orang lain. Lalu apa pula artinya barking up the wrong tree? Itu artinya mencari sesuatu di tempat yang salah.

Tentu kita semua sudah tahu apa artinya behind bars bukan? Itu artinya di dalam penjara. Contoh dalam kalimat: I just checking, and actually my friend now is behind bars. Ungkapan lain yaitu at the end of your rope itu artinya terjebak dalam situasi yang buruk.

Blow chunks artinya muntah atau sedang sakit keras. Boozehound itu adalah sebutan untuk orang yang banyak minum. Sedangkan burnt out itu artinya capek sekali. Lantas apakah gerangan artinya ungkapan  buy the farm? Itu artinya mati. 

Untuk hari ini, demikian saja dulu pelajaran slang kita. Moga-moga dapat berlanjut di hari-hari yang lain. Bukankah selalu saja there's a light at the end of the tunnel? Hehehe Cheers!

Senin, 25 Mei 2015

Belajar Tentang Adjective

Jumpa lagi pembaca Kompasiana. Apa kabar hari ini? Mudah-mudahan berbagai peristiwa dan bencana alam yang terus hadir dalam kehidupan kita, tidak memupus semangat kita untuk belajar. Ya, belajar apapun, termasuk belajar Bahasa Inggris. Karenanya, bagaimana kalau saat ini kita belajar tentang Adjective? Tentu saja, baik itu yang menggunakan   ing pun juga yang menggunakan  —ed.

Mari kita masuk lebih dalam. Perhatikan kalimat berikut ini, I am interested in Math. Artinya saya (merasa) tertarik dengan apa yang namanya Matematika. Ini tentu, menunjukkan dengan jelas tentang perasaan si subjek (yaitu saya dalam hal ini) terhadap sesuatu tersebut. Maka, kalimat ‘I am interested in Math’ bermaksud menunjukkan bahwa ‘saya’ lah yang merasa tertarik pada Matematika.

Pada  contoh tersebut dapat kita lihat adjective = interested. Nah, apabila adjective adalah dengan penggunaan  –ed maka adjective tersebut hendak menunjukan perasaan si subjek (dalam hal ini saya) terhadap sesuatu. Lantas bagaimana bila adjective tersebut adalah dengan menggunakan –ing? Maka sudah sangat pasti artinya akan menjadi lain juga. Contoh dalam penggunaan, I am interested sangat beda jauh artinya dengan I am interesting. Kalau I am interesting itu jelas-jelas artinya adalah bahwa saya (subjek)-nya lah yang menarik. Saya menarik. Kalau I am interested = saya tertarik. Jadi berbeda.
Menurut Oxford Dictionaries, ‘Interesting’ diartikan sebagai…(coba cari apa jawabannya ayooo)

Tidak beda jauh dengan penggunaan kata bored umpamanya. Tentu, artinya akan berbeda bila diubah menjadi boring. Sering saya membaca orang salah kaprah menyebutkan kalimat ‘saya bosan’ dengan ‘I am boring’. Harusnya diucap atau ditulis ‘I am bored’. Sebab kalau I am boring itu artinya ‘saya membosankan’. Si subjeklah yang membosankan dalam hal ini. Contoh lainnya, the party is boring = pestanya membosankan. The class is boring, the lesson is boring, dan lain sebagainya.

Masih mau contoh lainnya? Ini saya kasih beberapa lagi. Jika I am disturbed artinya saya (merasa) terganggu. Tapi kalau mau bilang saya mengganggu maka harus ditulis I am disturbing.

I am surprised bandingkan dengan I am surprising. Yang satu terkejut, yang satunya lagi mengejutkan. Ada lagi, I am satisfied dan I am satisfying. Yang satu artinya saya puas, yang satunya lagi sayalah yang memuaskan. Jadi hati-hati dalam menggunakan atau menempatkan adjective pada sebuah kalimat, karena dengan sendirinya itu akan bisa diartikan lain oleh pendengar atau pembaca tulisan kita, bila kita keliru menuliskannya. I am annoyed artinya saya (merasa) terganggu, bila Anda menuliskannya menjadi I am annoying tentu orang akan beranggapan bahwa Andalah pengganggunya. Seperti itu kira-kira.

Semoga penjelasan sederhana ini dapat dipahami secara sederhana pula. Dan, dapat memberikan manfaat bagi para pembaca Kompasiana sekalian. Perhaps, my writing is boring, but for sure I am (not) boring. Hehehehe….I am interesting enough. Cheers! —Michael Sendow—
“Saya membosankan…..saya membosankan……”

Minggu, 24 Mei 2015

Pentingnya Kalimat Ini

Mungkin ada tiga ucapan paling laris di Amerika. Apa itu? Mereka adalah “I’m sorry”, “Excuse me”, dan “Thank You”. Ucapan-ucapan ini jugalah yang paling banyak saya jumpai, entahkah di tempat kerja, lingkungan apartemen, pergaulan dan di mana saja. Sebenarnya makna yang tersirat dalam ucapan kata-kata itu dalam. Memang dalam keseharian sepertinya ucapan-ucapan itu hanyalah formalitas belaka.

Saya bukain pintu untuk seseorang pastilah akan menerima ucapan “thank you”. Memberi tempat duduk kepada seseorang di bis umum diucapin “thank you”. Hampir apapun yang Anda lakukan untuk seseorang dengan mudahnya mereka akan mengucapkan terima kasih. Ucapin selamat pagi dibalas Thank you, good morning to you too”. Membeli sesuatu, membayar sesuatu pun diucapin “thank you”, terkecuali merampok jangan harap Anda akan menerima ucapan terima kasih. Bukankah akan ada perasaan terhargai dan dihargai bila seseorang mengatakan “terima kasih” terhadap apapun yang kita lakukan. Sekecil apapun itu?

Lalu ucapan “I’m sorry”. Sering sekali kata yang kemudian disingkat “sorry” ini diucapin di mana-mana. Mau duduk di sebelah seseorang dalam bis umum mereka ngomong I’m sorry, can I sit next to you?” Bikin kesalahan besar bilang “I’m sorry”, buat kesalahan kecil berucap “I’m sorry”, bahkan tidak bikin kesalahan apapun tetap mengatakan “I’m sorry”. Pernah saya nabrak seorang ibu di depan pintu perpustakaan saking tergesa-gesanya ngejar waktu. Sebelum saya sempat minta maaf, ibu itu malah sudah duluan bilang I’m sorry sir”. Padahal saya dalam hal ini sayalah yang salah. Mau antri makanan bilang “I’m sorry”, mau nanya jalan ke polisi pun bilang dulu I’m sorry officer”. Bahkan mau pulang duluan dari tempat kerja ngomong dulu I’m sorry but I have to leave now”. Mengungkapkan rasa bela sungkawa banyak yang berujar “I feel so sorry about your lost” (di sini arti sorry bukan maaf tapi rasa prihatin. Turut merasakan duka cita). Merasa agak mengganggu seseorang? Katakan saja I’m sorry to bother you” Nah, bukankah kita akan merasa “nyaman” ketika mengucapkan “maafkan saya”, lalu yang mendengarnya juga pasti akan respek dengan kata-kata kita.

Kamis, 21 Mei 2015

Misspelling

Ternyata misspelling di tempat umum selalu menarik untuk disaksikan. Misspelling bisa saja terjadi di mana-mana, yang disayangkan adalah ketika itu terjadi di tempat-tempat umum. Bahkan di papan-papan iklan yang di pajang gede banget pun tak luput dari “penyakit” ini. Bagaimana mungkin hal-hal seperti itu masih bisa terjadi di tempat umum? Bukankah sudah ada standart sebelum tulisan itu naik menjadi makanan publik. Tapi ada juga kerabat dekat nona misspell yang asyik ditemui di tempat umum. Apa itu? Nona Misuse!

Padahal sebetulnya sudah banyak software yang bisa menunjukkan kesalahan-kesalahan tersebut. Bahkan hampir semua bisa didapatkan gratis secara online. Sekali lagi, for free. Dengan memakain Ms World saja kita bisa tahu dengan pasti kesalahan-kesalahan misspelling tersebut.

Tapi memang, dengan menggunakan alat spell scheck tidak lantas menyelesaikan masalah begitu saja. Spell Check tidak bisa menangkap kata yang di-spell secara benar tapi digunakan secara keliru. Spellingnya benar tapi misused. Contohnya: thorough atau through, sight atau site, country atau county, to atau too atau two. Semua kata-kata itu benar dan bukan misspell, tapi yang kemudian terjadi adalah tertukarnya kata-kata tersebut. Misused atau wrong word usage. Bahkan ada teman yang keliru menukarkan kata Mike, please you check it using goggle. Maksudnya search engine google tapi tertukar dengan goggle (safety glass/kacamata pengaman).

Misspelling atau misusing terjadi bukan sebatas penulis individu tapi bahkan oleh perusahan-perusahan besar sekalipun. Dan bukan hanya di notes pribadi tapi juga di tempat-tempat umum sekalipun.
Mari kita lihat beberapa contoh berikut ini juga:

Ada sebuah papan iklan gede ini menampilkan tulisan yang sangat menggelitik urat ketawa setiap yang membacanya. Bayangkan Public School tertukar atau misused dengan Pubic School? Ha..ha..ha…Kita tau bersama Public artinya Umum. Jadi Public School itu adalah sekolah umum. Nah, kalau Pubic? Geli ah. Soalnyakan kalau Pubic Hair artinya rambut di sekitar kemaluan.

Rabu, 20 Mei 2015

Pelajaran Sederhana Bahasa Inggris Untuk Pelaut



Sebenarnya pada dasarnya Bahasa Inggris untuk para pelaut sama saja dengan Bahasa Inggris yang umum kita pakai. Hanya saja ada beberapa kata serta penggunaannya yang berbeda.Ada juga ungkapan-ungkapan khusus, yang bisa jadi ‘hanya’ dimengerti oleh sesama pelaut.Perbedaan kosa-kata misalnya seperti pada kata ‘sebelah kanan’ (right) kalau di atas kapal maka dikenal dengan sebutan starboard side. Di sebelah kiri dengan sebutan port side, dan masih banyak lagi yang lain. Untuk mengenal dan belajar lebih lanjut percakapan para pelaut, silahkan menuju sesegera mungkin ke tulisan-tulisan berikutnya.

Welcome  on Board

Mari kita simak beberapa percakapan berikut ini:
-          Good Morning, Welcome on Board (Selamat pagi, selamat datang di atas kapal).

-          Do you have your seaman’s book and passport? (Apakah Anda punya (membawa) buku pelaut dan passort?)

-          What is your seaman’s book number and passport number? (Apa nomor buku pelaut dan passport Anda?)

-          Are you married?(Apakah Anda sudah menikah?)

-          Do you have children, if yes then how many?(Apakah Anda memiliki anak, jika ya ada berapa anak?)
-          What is your position on board? (Apa posisi Anda di atas kapal?)

Seperti yang sudah kita pelajari di halaman depan buku ini, sekarang mari kita belajar lagi tentang ungkapan positif dan negatif.

Positive           Negative

I am      = I’m                                                                               I’m not
You are =You’re           You aren’t
He is      =He’s                                                                          He isn’t
She is    =She’s                                                                           She isn’t
It is         =It’s                                                                             It isn’t
We are  = We’re                                                                        We aren’t
They are= They’re        They aren’t


Verb to have
I  have / You have / He has / She has / It  has / We have / You have / They have

Beberapa contohpada sebuah kalimat:
I have the carts
The ship (it)has a cargo of palm oil
The port (it) has four tugboats
Do you have binoculars?
Is hehas a passport right now?
Are we havevisas?

Pokoknya yang paling penting ingat saja bahwa untuk kata ganti orang pertama, kedua, dan yang jamak, maka harus menggunakan HAVE. Sedangkan untuk orang ketiga, termasuk untuk kata ganti benda (it) maka harus menggunakan HAS.

I, You, We, They = Have. Dan untukHe, She, It (the ship, the car, the book, etc…) = Has.

 

Selasa, 19 Mei 2015

Sebutan Perahu

Ada begitu banyak istilah bahasa Inggris di dunia kepelautan. Ungkapan-ungkapan yang terkadang sama sekali lain dari umumnya bahasa Inggris yang kita pakai. Umpamanya sebutan untuk sebelah kiri di atas kapal tidak dibilang left side melainkan port side. Begitu juga untuk sebelah kanan, di atas kapal disebut sebagai starboard dan bukan right side. Masih banyak sebutan lainnya yang sungguh berbeda dengan bahasa Inggris ‘kebanyakan’.

Tapi kali ini lain dari biasanya, saya ingin mengajak Anda mengembara ke berbagai penjuru dunia, untuk sekedar berkenalan dengan berbagai macam perahu, atau juga kapal kecil yang mereka punyai. Misalnya ada ‘Alia’, ini bukan nama cewek cantik, melainkan perahu cantik. Alia adalah semacam kano yang dipakai oleh penduduk Tongan dari Samoa. Dua kano dijadikan satu dengan memasangkan platform tertentu yang terbuat dari papan-papan seperti Akona dari Port Moresby.

Lain lagi dengan ‘Ama Fune’, adalah sejenis perahu atau kapal penangkap ikan di Jepang yang menggunakan pukat lingkar seperti juga Uomi Fune dan Onaka Fune. Lalu jenis apakah ‘angge’ yang dapat kita jumpai di laper’s Islanda (New Hebrides)? Itu ternyata adalah kano bertiang satu, badannya berbentuk rata seperti kerang. Terkadang ia dinamai juga dengan sebutan ‘ango’.

‘Karabel’, adalah perahu layar dari Laut Azov dan Laut Hitam, sedangkan ‘Kauri Pine’ adalah perahu kayu dari New Zealand. Bagaimana dengan ‘Kialu’ ? Oh, itu adalah sejenis kano terbuat dari papan, yang digunakan oleh bangsa India di selat Magellan. ‘Lakandrao’, adalah perahu berlayar tunggal dari Madagascar. Pernahkah Anda mendengar Apollo? Nama itu sudah begitu kental dalam benak kita, sudah sangat sering didengar, namun apakah Anda pernah mendengar ‘Zoppolo’? Mungkin sangat jarang, karena itu adalah ‘hanya’ sebuah perahu ikan terbuka dari Pantai Croasia. Perahu ini memakai sejenis ‘sema-sema’ tatkala sementara melaut demi menjaga keseimbangan di laut. Apakah ‘sema-sema’ itu? Nanti dibahas di bawah gambar berikut ini.

‘Cadik’ /outrigger, adalah sebutan untuk bambu atau kayu yang dipasang di samping kiri dan kanan perahu sebagai stabilitas perahu tersebut. Di Manado dan Maluku stabilitator ini disebut ‘sema-sema’. Makanya kita mengenal ada sebutan perahu sema-sema. Di Maluku juga ada ‘kole-kole’. Di Sulawesi Selatan ada ‘lepa-lepa’, dan masih banyak lagi. Kalau ‘leva-leva’, itu adalah sampan yang digunakan suku Ingurus dan Nungbuyu dari Groote Eylandt dan Pantai Barat dari Teluk Carpentaria. Kita juga mengenal ‘pakata’, ini adalah perahu ‘sema-sema’ dari kepulauan Bacan, kadang ia disebut juga sebagai ‘Perahu Paketa’. Sema-semanya terbuat dari 3 batang bambu yang diikat jadi satu, dan kemudian ditahan oleh dua kayu penahan yang dipasang secara melintang.