Kamis, 31 Mei 2012

Mengenal English American Idioms



“Masuk Kandang Kambing Mengembik, Masuk Kandang Singa Mengaum”, ada lagi “Di Mana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung”. Itulah beberapa contoh pribahasa yang sering kita jumpai. Nah, kalau pribahasa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris secara literal maka sangat pasti orang yang berbahasa Inggris tidak akan pernah memahaminya. Bagi mereka sangat aneh kalau harus masuk ke kandang kambing dan mengaum, lalu mengapa pula harus masuk ke kandang singa? Mati dong diterkam. Pribahasa yang makna/artinya kurang lebih sama dengan itu harus sesuai konteksnya. Kalau di Amerika dikenal dengan “If You In Rome, Do As Romans Do”. Dan itu sama dengan “Masuk Kandang Kambing Mengembik, Masuk Kandang Singa Mengaum”.

Memang mempelajari pribahasa atau frasa bahasa Inggris ( English Idiom or phrase) sangat menarik. Kadang lucu dan unik. Menggelitik. Tapi juga membuka wawasan kita. Mendapat pengetahuan baru dan seterusnya. Saya akan coba menampilkan beberapa idiom yang sering dipakai atau digunakan secara umum. Kalau kita mendengar idiom A Blessing In Disguise tidak bolehlah menerjemahkannya sebagai Berkat Yang Tersamar. Karena arti sesungguhnya adalah sesuatu yang baik, indah, bagus yang nanti diketahui kemudian. Tidak langsung diketahui pada pandangan pertama.

Ada juga kalimat yang terdengar sungguh feminine, mari kita simak kalimat pribahasa ini:
A Picture Paints a Thousand Words artinya apa sih? Please dong please…baiklah, karena anda sudah memintanya dengan setengah memelas, saya beritahu segera. Artinya adalah bahwa sebuah presentasi melalui visualisasi sungguh jauh lebih mengena dan deskriptif daripada sekedar berkata-kata.
Lalu ada yang mirip dengan itu:  A Picture is Worth a Thousand Words .

Bahasa Inggris yang Baik dan Benar?


Sudahkah Anda Berbahasa Inggris yang Baik dan Benar?



Dalam berbahasa, entah bahasa apapun yang kita pakai, maka domisili, kebiasaan, kebudayaan setempat, dan lingkungan sekitar tentu sangat mempengaruhi gaya, pakem, dan kemampuan kita berbahasa. Bayangkan mereka yang tinggal puluhan tahun di pula Jawa misalnya, dan dalam kesehariannya hanya memakai bahasa Jawa, tentu akan sangat kaku ketika harus berbahasa Indonesia. Bagaimana pula dengan mereka yang kebiasaannya hanya menggunakan dialek “Manado pasar” dalam berkomunikasi? Tentu akan kesulitan ketika harus berhadapan dengan babe-babe dari Jakarta umpamanya.

Lalu apa yang terjadi kalau hal itu terus berlanjut? Miscommunication. Itu sudah pasti. Ambil contoh teman saya yang kebiasaannya menggunakan dialek Manado Pasar yang sungguh kental. Suatu waktu ia dibawa pamannya ke Jakarta, kota yang perama kali dilihatnya dan diinjaknya. Ia kagum bukan main. Ia bertekad untuk tinggal di kota megah ini katanya. Tapi mimpi tinggalah mimpi. Harapannya tak berlangsung lama, kenapa? Karena kendala berbahasa. Tak satupun tempat kerja yang mau mempekerjakan ia yang tak bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Dibilangin “Apa pun yang terjadi kamu tetap harus membuat pembukuan itu secara runut dan tuntas” ia nggak ngerti. Apalagi gaya bicara orang Jakarta yang menurutnya “So talalu banya ba logat do’ce!” Padahal memang demikianlah orang Jakarta ngomong. Ia merasa orang Jakarta yang bicaranya aneh, padahal bisa saja sebaliknya, karena dialah yang pendatang. Hanya sekian minggu di Jakarta, nggak betah, maka pulanglah sobat kita yang satu itu ke kampung halamannya.

Tapi itulah sulitnya, sebab seorang penutur bahasa Indonesia yang baik pun belum tentu bisa bicara sempurna, atau tak pernah keliru. Lingkungan dimana ia tinggal, siapa teman-teman pergaulannya, apa yang ia tonton baca dengar sudah barang tentu akan turut mempengaruhinya dalam berbahasa.

Lalu bagaimana dengan bahasa Inggris? Ooh sama saja! Sering juga para penutur asli bahasa Inggris, artinya mereka yang memang menggunakan English sebagai bahasa sehari-hari mereka justru menggunakan kaidah yang menurut kita keliru. Jadi benar dan salah, keliru atau tidak dalam berbahasa Inggris sangat tipis batasannya. Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya. Always depends on something.

More About American Slang



Mari kita lihat beberapa ungkapan pembicaran para native speaker yang bisa membingungkan pendatang. Go ahead, but make it snappy, okay ?” Ternyata maksudnya mereka ingin kita melakukan sesuatu itu dengan sangat segera (to do something immediately dan to do it quickly).

You are obviously out of my league. Apa maksudnya yah? Oh ternyata maksudnya terlalu hebat untuk dikalahkan. Atau bahasa bekennya. “Nggak level.

You are such a party pooper. Kok party pooper sih? Ternyata maksudnya seseorang yang mengacaukan kesenangan atau aktivitas tertentu. Contoh ketika saya tidak mendukung demonstrasi di kampus, maka saya disebut sebagai “party pooper”.

Suatu ketika ada teman saya yang curhat, ia bilang “I was a total wreck” Wah, makanan apa pula itu? Ternyata artinya, teman saya mau bilang bahwa ia sangat down, stress berat, frustasi baik secara fisik maupun mental. Betul-betul sedang down pada saat itu. Di kesempatan lain ia mengejek berulangkali pakaian yang saya pakai dengan mengatakan “I don't like any of those dresses, they're really tacky. Maksudnya kualitas murahan dan stylenya juga terlihat sangat jelak (cheap quality and in bad style)

Ketika berbicara sangat cepat dan tanpa hentinya di ruang rapat, saya di bilang “Mike is talking a blue streak(talk quickly and without stopping) . Lalu saya diperingati “Pssssssssttttt, HRD brought two big guns to the meeting… so quite!” Waduh, ada yang bawa senjata besar di meeting kita ini? Ternyata “big guns” artinya orang sangat penting atau sangat powerful.

Pentingnya Input Dalam Bahasa Inggris


Belajar Bahasa Inggris Melalui Input

Dalam mempelajari bahasa Inggris sudah sangat sering kita mendengar bahwa untuk belajar bahasa Inggris kita harus berbicara (speaking) sesering mungkin. Akan tetapi ada permasalahan yang menyeruak muncul. Apa lagi itu haa? Masalah yang akan muncul adalah apabila kita mendapatkan input-input English yang keliru dari sekitar kita. Atau orang menyebutnya sebagai bad sufficient inputs of English, atau bahkan lebih gawat lagi kalau ternyata tidak ada input sama sekali yang kita terima.

Lantas apa yang akan terjadi kemudian? Bila Anda tidak memiliki masukan-masukan yang ‘layak’ mengenai kata-kata bahasa Inggris, maka otomatis kalimat-kalimat yang hendak Anda bangun pun akan menjadi keliru dan tak karu-karuan. Lebih parah lagi, jika kemudian kalimat-kalimat keliru yang sudah Anda bentuk itu tidak ada yang mengoreksinya, alhasil Anda akan menganggapnya sebagai sesuatu yang benar, tak perlu diperbaiki lagi. Nah selanjutnya sudah jelas, bahwa Anda akan berpikir bahwa kalimat-kalimat yang sudah dihasilkan adalah benar, dan akhirnya pikiran Anda akan dipenuhi dengan kalimat-kalimat bahasa Inggris yang salah.

So, if you want to practice talking in English, you “must” make sure that the people around you will be in a position to correct you as soon as you make the mistake. You got that, mates? If you want to practice speaking in English, you have to speak English correctly. If you speak incorrectly you “must know” that you have spoken incorrectly.

Belajar Bahasa Inggris, Susah Atau Gampang?



Bahasa Inggris itu agak berbeda dengan yang namanya Spanish (Bahasa Spanyol) atau pun Italian (Bahasa Italy), kedua-duanya adalah bahasa asing yang terbanyak dipergunakan di seluruh wilayah Amerika Serikat, atau bahkan dibanding Bahasa Indonesia yang untuk sebagian besar kata-kata yang dimiliki adalah spelled phonetically. Gamblangnya, bahasa puitisnya adalah bahwa apa yang tertulis itu yang terucap dan terdengar he he he…Tapi English memiliki beribu-ribu kata yang mengharuskan penggunanya mesti take spelling mastery to learn. Ini for sure lho, jangan main-main.

Beberapa tahun lalu ada sebuah analisis yang dilakukan oleh komite untuk national tests di England. Lantas apa yang mereka temukan saudara-saudaraku sekalian? Mereka menemukan bahwa siswa-siswa pada usia 11 dan 14 tahun membuat lebih banyak kesalahan spelling dibandingkan dengan kesalahan yang dilakukan setahun sebelumnya. Nah lho, kok bisa sih? Sebagai contoh saja, salah satu kata yang bermasalah adalah ‘technique’, sebagian besar siswa yang mengikuti test tersebut (kurang lebih 600.000 siswa yang mengikuti test) memberikan alternatif jawaban yang salah. Mereka memberikan jawaban seperti ‘techneck’, ada juga yang menulisnya sebagai ‘tecnique’, bahkan yang nggak masuk akal sekalipun seperti ‘teacneak’.

Ini tentu juga menunjukkan betapa English di satu sisi ternyata tidak segampang yang kita bayangkan. Kemampuan untuk memproses the phonological features of English jelas-jelas lebih meyukarkan dan menyulitkan para pembelajar untuk mengenali kata-kata (vocabularies) ketika membacanya bahkan pula tatkala hendak menyebutkannya, terlebih lagi untuk kata-kata yang baru pertama kali mau diucapkan. Contoh sederhananya teman saya pernah menyebutkan kata ‘choir’ dengan menyebutnya sebagai ‘koir’ padahal seharusnya berbunyi ‘kwaeir’.

Kemudian apa kendala lain yang menyebabkan English menjadi sepertinya begitu sulit untuk dikuasai sepenuh-penuhnya? Ada sebuah quote dari sekertaris sebuah organisasi bernama the Simplified Spelling Society, John Gledhill, ia mengatakan demikian:
“English is about the only language, apart from French, on the world stage that hasn't updated its spelling for 500 years. That is why it is in rather a mess.”
Sangat klasik bin kuno yah? Ha ha ha but before someone stands up to establish the reforms proponents of simpler English have been pushing, we have to learn English spelling the traditional way to get ahead.

Belajar Slang American



Anda mau belajar banyak tentang American Slang? Kalau jawabannya “Ya” maka simak dan telusuri lebih lanjut tulisan ini. Apabila kebetulan Anda lagi berjalan-jalan ria entah untuk tujuan apapun di daerah Brooklyn dan Bronx, tempat masa remajanya Mike Tyson, berhati-hatilah dengan cara mereka berbicara. Banyak yang aneh bin ajaib bahkan untuk para penutur bahasa Inggris sekalipun. Keragaman orang-orang yang tinggal di daerah Brooklyn semakin “mempercantik” khasanah berbahasa Inggris di sana.

Misalnya suatu ketika Anda mendengar kata “Wallear” (Wah LEE ah) artinya ternyata adalah ketika ketika memiliki sesuatu yang tidak bisa dikontrol. Biasa juga disebut sebagai “woo-lee”.

Kemudian ada kata menarik lainnya “Chips”. Itu ternyata bukanlah snack, tidak juga tentang polisi yang selalu memakai motor dalam tugas-tugar mereka. Seperti yang pernah diperankan oleh si Erick.E. dalam film serial CHIPS. Orang Brooklyn mengenal Chips sebagai You break it, you bought it. Anda rusaki itu, Anda harus bayar itu. Contoh dalam kalimat: “Hey Mike, can I borrow your laptop?” “Sure, but chips!”

Kalau Anda diteriaki dengan kalimat “Duh-ta-duh”, jangan langsung mengira bahwa itu adalah sapaan akrab. Unik dan asyik kedengarannya memang. Tapi artinya sesungguhnya bikin naik darah. “Duh-ta-duh” adalah arti lain dari an idiot. Jadi kalau orang Brooklyn memakai phrase itu, artinya merekai lagi mengata-ngatai Anda sebagai orang idiot.

Kata menarik lainnya adalah “Skel”. Kata ini tidak bakalan kita temui arti sesungguhnya dalam kamus manapun. Ini adalah kata slengean yang sering dipakai oleh polisi NY (NYPD) yang betugas di Brooklyn. Pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1960, dan dipakai secara umum pada tahun tahun 80-an. Skel berarti sebutan untuk a junkie, street-person atau orang-orang yang lowlife. Anak jalanan dan para gelandangan termasuk di dalamnya.

Learn English From Animal


Belajar Inggris Pada Binatang

 
Belajar bahasa Inggris bisa dari mana saja. Bahkan kita bisa mulai belajar tentang apa sebutannya dalam bahasa Inggris untuk setiap suara yang keluar dari mulut binatang.
Contohnya begini, orang yang berbicara terlalu cepat dan tak jelas apa yang dibicarakan atau dikatakannya, maka orang itu sering dijuluki berbicara gibberish. Nah, kalau binatang, apa sih yang suaranya suka gibber (mericau)? Tentu saja monkey. Monyet itu mengeluarkan suara gibber atau juga chatter (mengoceh). Jadi sesama monyet juga sering chat lho.

Burung hantu (owls) yang kalau di Minahasa dikenal sebagai burung Manguni mengeluarkan suara scream (memekik) sambil screech (menciut-ciut). Makanya hati-hati kalau ada yang suka darah tinggi dan doyan ber-scream ria ketika lagi bertengkar dengan suami, istri, atau dengan siapa saja, periksa diri jangan-jangan masih punya kekerabatan sama burung hantu tuh.

Lalu kalau wolves (serigala)? Mereka sangat suka meraung-raung (howl). Beda dengan harimau yang senangnya menggeram (growl) atau singa yang suka mengaum (roar). Tentu kita semua tau suara apa yang dikeluarkan kambing? Bahkan kita mungkin sudah sering melakukannya, karena toh ada pribahasa yang berkata bahwa kalau kita masuk kandang kambing harus mengembik? Mengembik itu bleat. Bukan cuma itu, kalau ber-BBM-ria atau chatting kita sering menggunakan BUZZ (mendengung)  bukan? Nah itu ternyata adalah suaranya si lalat-lalat (flies) nakal.

Mengucapkan Kalimat Bahasa Inggris Secara Tepat





Sering benar kita menggunakan ungkapan-ungkapan ekspresi dalam bahasa Inggris. Bahkan tidak jarang banyak anak-anak muda dengan pede (percaya diri) yang sangat tinggi saling berbalas-balasan dengan menggunakan Bahasa Inggris. Apakah semuanya itu salah? Tentu tidak. Tapi mari kita sedikit maju lebih jauh lagi untuk melihat berbagai keganjilan dan kekeliruan yang terjadi.

Ada teman saya, saking gembiranya dikasih naik gaji lumayan gede sama bossnya, teriak kayak orang kesurupan “Oh yeah…Thanks God!”. Jadi rupa-rupanya ia mau mengganti ungkapan ‘syukurlah’ dengan memakai Bahasa Inggris. English bo! English coy!. Nah, tapi coba Anda tebak di mana letak kesalahan ungkapan teman saya tadi? Apa…? Seratus....! Anda ternyata lebih jeli dari teman saya itu. Jadi penggunaan “Thanks God” tersebut kurang tepat. Harusnya ekspresi rasa syukur tersebut harus berbunyi “Thank God” tanpa memakai huruf “S”. Sebab dengan menempatkan huruf S, ungkapan tersebut akan jadi berubah makna dan arti. Sama saja dengan ketika kita mau mengatakan “Thank You” dan bukannya “Thanks You”. Betul tidak? Ya iyalah pasti betul!

Lain lagi kisah teman semasa kuliah satu ini. Sebut saja namanya Tole. Setiap kali saya meminjaminya sesuatu selalu saja ia berujar “thank you Mike”. Bagus. Sudah betul. Tapi tak jarang  ketika lagi berkoar-koar dalam rangka meminjam sesuatu ke saya (dan belum saya penuhi) ia pun nyeletuk “…aku tunggu ya buddy, thanks before, okay”. Nah lho? Apa maksudnya itu? Kalimat yang ia ucapkan dalam Bahasa Inggris itu akhirnya menjadi kalimat menggantung. Thanks before what? Karena kata ‘before’ tersebut adalah preposisi atau sebuah kata depan yang harus diikuti dengan kata lainnya. Misalnya saja before eat, before sleep, before noon, dan seabrek-abrek contoh lainnya. Kalau yang ia maksudkan adalah untuk mengucapkan “terima kasih sebelumnya” maka sangat tidak tepat memakai kalimat “thanks before”, yang lebih cocok dan pas tentu saja dengan memakai ungkapan “thanks in advance”. Atau kalau di Amerika pada umumnya kawan-kawan saya lebih sering menggunakan “thanks anyway”.