Mulai dari Kiss-ass Sampai Kiss-me, Belajar Budaya Bangsa Lain
Setiap negara punya bahasanya sendiri. Dan semua
bahasa punya idiomnya masing-masing. Kadang-kadang (kalau tidak mau
dikatakan selalu) orang asing yang berkunjung ke negara asing akan
merasa asing dan aneh mendengar beberapa frasa atau idiom dalam bahasa
setempat tersebut. Bahkan kadang-kadang juga kalimat yang dimaksud
sangat bertolak belakang, atau lari jauh dari terjemahan bebas kita.
Akan ada banyak keganjilan yang mengganjal. Untuk itulah diperlukan
pemahaman kita atas budaya setempat, dan cara penduduk setempat
berekspresi lewat tuturan-tuturan yang idiomatic, sebab kalau tidak, kita yang akan kelimpungan sendiri.
Di Amerika umpamanya ada sebutan to serve life sentence. Mungkin Anda sudah tau maksud kalimat tersebut? Itu artinya hukuman seumur hidup. Serve sendiri artinya adalah melayani. Atau bila dikemudian hari Anda mendengar seseorang berkata seperti ini, that guy ask for trouble.
Apakah artinya bahwa orang itu bertanya untuk sebuah masalah? Salah.
Artinya adalah, orang itu cari masalah. Jangan pula salah kaprah bila
mendengar seseorang berkata ‘kiss ass’, sebab sesungguhnya itu adalah ungkapan untuk menyebut seseorang yang berprilaku seperti penjilat. Mungkin saja para kiss ass ini banyak berkeliaran di Senayan sana. Siapa tahu.
Kalimat lain, “she’s going nowhere” jangan diterjemahkan seperti ini, dia pergi entah ke mana, tidak seperti itu artinya. She’s going nowhere
itu adalah sebutan untuk mengatakan bahwa dia tidak akan ke mana-mana.
Bahwa dia (perempuan itu) tidak akan pergi ke manapun. Atau bisa juga
diartikan bahwa dia akan tetap di sini.
Ketika hendak melakukan sesuatu yang mendatangkan
keuntungan (berupa uang atau sesuatu yang berharga) di Amerika biasanya
mereka akan menyebutnya seperti ini, “Let’s make some money” atau pada kalimat berikut ini, we’re going to make money with this… Apakah Anda hendak mencari uang, melalui bekerja (jangan pernah dengan cara merampok), maka hindari mengatakan search (cari) money (uang), tapi gunakan make money, itu lebih tepat dan pas.
Belajar bahasa asing memang tak pelak akan memompa
adrenalin dalam darah memompa lebih cepat. Memacu dan memicu keinginan
terdalam kita untuk cepat-cepat mengetahuinya. Apalagi bila dalam
hitungan hari kita akan segera mengunjungi tempat asal bahasa yang
sementara kita pelajari itu. Nah, ada begitu banyak orang Indonesia yang
pergi ke Amerika supaya bahasa Inggrisnya lebih lancar, tapi ternyata
tak jarang saya jumpai orang Indonesia yang sudah di Amerika justru jadi
malas, dan tak mau peduli lagi dengan kemampuan berbahasa Inggris
mereka, yang dipikirkan hanyalah kerja, lembur, dan duit.
Ada banyak senior saya yang sudah tinggal di sana
lebih dari 20-an tahun, tapi kemampuan bahasa Inggris tetap
begitu-begitu saja. Pergaulan kadang menentukan sikap kita pada bahasa.
Bila Anda hanya mau bergaul dengan sesama orang Indonesia saja dan tidak
mau aktif dan bersosialisasi dengan penduduk asli negara tersebut, ya
puluhan tahunpun bahasa Inggris Anda tidak akan ada kemajuan.
Perlu juga kita memahami atau mengetahui adat
istiadat, gaya hidup, dan kehidupan sosial mereka supaya lebih cepat
belajar bahasanya. Kalau kitanya paling tidak sudah cukup memahami
budaya dan gaya pergaulan hidup mereka, maka kita akan mudah memahami
ungkapan-ungkapan berikut: ‘Who the hell are you?’, atau “What’s up dog…”, pun yang ini, “Gimme five”, bahkan kita akan paham bila mereka kemudian bilang, “What the heck is this?”
Belajar budaya orang lain itu memang mengasyikkan,
sama mengasyikkan dengan belajar bahasanya. Bahkan saking begitu
mengasyikkan sampai-sampai saya harus melewatkan makan siang saya
beberapa kali. But I always learn something. And I won’t give up for nothing! Bukankah tadi saya sudah memberitahu Anda tentang kiss ass, sekarang maukah Anda kiss me? Nope. I’m just joking!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar