Minggu, 19 April 2015

Idiom: Pengecut, Penjilat, Dan Lain-lain...

Ini berbau Idiom politik memang, tapi bukan pelajaran politik yah:)

Bukankah saat ini Jokowi sementara dihantam kiri-kanan, mulai dari gaya bicaranya, sampai kepada keputusan-keputusan politiknya. Ia dikritisi sedemikian lupa, sampai-sampai dunia maya dibuat heboh. Demikian pula di DKI Jakarta ini, Ahok sang Gubernur dihajar habis-habisan oleh DPRD dan semua pihak yang tidak suka melihat “cara kerja” Ahok. Ia dikatakan sebagai orang yang mulut besar (big mouth), dan kasar (rude). Padahal Ahok sementara membuat perubahan yang sangat fundamental dalam sebuah sistem pemerintahan yang dipenuhi oleh koruptor, dan terbiasa korup. Sebuah sistem yang dipenuhi para pengecut dan penjilat, dan sudah begitu lama mengurat akar, seakan tak akan sanggup bagi siapapun mengubahnya. Seolah tidak ada lagi harapan (hope) di ujung lorong. There’s no light at the end of the tunnel. Ahok berusaha mengubah kondisi itu.

Apalagi, pertikaian panjang antara Gubernur dan DPRD DKI sudah begitu melebar ke mana-mana. Saling ‘serang’ dan adu argumentasi amat sangat keras. “They were at each other’s throats. The arguments never stopped.The show still go on. “ Ungkapan atau idiom at each other’s throats ini bukan berarti mereka saling masuk ke kerongkongan masing-masing yah, namun itu artinya adalah mereka bertengkar dan adu argument dengan sangat kerasnya.

Nah, tapi tunggu dulu, jangan marah dulu sebab saya kali ini tidak akan membahas bagian politiknya, namun dari segi bahasanya saja. Saat ini saya tergelitik untuk kembali menulis beberapa ungkapan atau idiom yang sering membuat kita berkerut-kerut mencari tahu apa arti sesungguhnya dari ungkapan-ungkapan tersebut. Belajar Idiom English memang sangat mengasyikkan. Belasan tahun berhadapan dengan American Idiom, membuat sarapan itu terasa begitu enak di telinga saya.

Seperti yang sudah saya tulis pada alinea pembuka di atas, di dalam pemerintahan kita, ternyata masih banyak pajabat korup yang kesenangannya adalah ‘menjilat’ atasannya, antara lain dengan cara melakukan semua keinginan atasannya, tanpa pernah sekalipun memikirkan dampak negatifnya. Lantas kalau begitu apa sih sebutan untuk para penjilat dan pengecut tersebut dalam bahasa Inggris? Di Amerika, sangat sering saya mendengar istilah ‘bootlicker’ atau ‘kiss-ass’. Ini adalah sebutan untuk para ‘tukang jilat’ alias penjilat. Mereka yang mahir dan punya kemampuan menjilat. Mereka ini banyak dan berkeliaran dimana-mana. Ada juga yang mengistilahkannya sebagai manusia-manusia ‘yes man’.

Belajar Idiom (Lagi)

Perjumpaan kita dengan idiom-idiom bahasa Inggris terkadang membuat kita jumpalitan kebingungan. Penyebabnya adalah karena banyak idiom bahasa Inggris yang tak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Atau juga, karena berbagai idiom tersebut belum pernah kita dengar sama sekali, hal ini tentu saja membuat kita akan kebingungan ketika bersua dengan berbagai ungkapan-ungkapan tersebut.

Pernahkah Anda umpamanya mendengarkan ungkapan ‘Heads will roll’? Apakah itu berarti akan ada kepala yang dipancung sehingga menggelinding? Ternyata tidak oh tidak. Idiom itu bermakna ada seseorang yang akan menerima hukuman. Contoh dalam kalimat adalah seperti ini: I’m pretty sure that heads will roll for this mistake. (Saya amat yakin atau cukup yakin bahwa seseorang akan dihukum karena kesalahan ini).

Ada juga ungkapan ‘in black and white’, ini tentu saja artinya adalah in writing, artinya harus secara tertulis. Dalam bahasa kita istilah ini dikenal dengan sebutan ‘hitam di atas putih’. Selain itu, dalam idiom bahasa Inggris juga kita mengenal ungkapan ‘in the black’ dan ‘in the red’. Apa bedanya? Kalau in the black itu artinya making money (successful) sebaliknya, in the red artinya losing money (unprofitable). Contoh dalam kalimat: Many Indonesian companies began to go into the red when the price of oil began to rise rapidly, just like what we saw in the news recently.
Lain lagi ungkapan ‘mean business’, itu artinya you have to be serious. Conoth: ‘Admin Kompasiana means business when he tells every Kompasianer to write good article and not to write such a hoax article.’

Nah, seorang akuntan di Amerika sering disebut juga sebagai ‘number-cruncher’. Lantas kita bertanya, apa sih arti number-cruncher itu? Pokoknya seseorang yang bekerja dengan angka-angka, akuntan umpamanya, maka mereka disebut juga sebagai number-cruncher.Asyik juga sebutannya yah.