Selasa, 06 Agustus 2013

Belajar Sederhana Adverb of Manner

BAHASA INGGRIS bisa jadi adalah pelajaran yang paling ditakuti (setelah Matematika), dan paling membosankan (setelah sejarah) bagi sebagian besar siswa atau pelajar di Indonesia. Kenapa demikian? Mungkin karena pelajaran Bahasa Inggris itu susah? Atau karena metode pengajarannya yang tidak menarik sama sekali? Banyak penyebabnya memang. Bagi saya, mengajar secara kreatif, dan belajar secara kreatif itu sangat penting untuk membunuh rasa bosan dan malas kita. Kalau ada guru yang terlalu kaku dalam mengajar, itu tentu saja dapat membunuh kretaivitas para siswa, dan bisa jadi mereka akan ‘membunuh’ sang guru tersebut nantinya.

Pada tulisan kali ini, saya ingin menuliskan tentang beberapa pelajaran sederhana, serta beberapa kesalahan penulisan dalam Bahasa Inggris. Banyak yang bisa kita bahas memang, tapi mengingat waktu saya membatasi pada satu bahasan saja. Saya akan mencoba sedikit mengulas tentang penempatan kata keterangan secara yang tepat. Ini sangat sederhana memang. Tetapi sangat prinsip. Dan ternyata, masih banyak yang salah menggunakannya. Bahkan di tingkat dan skala luas, termasuk di beberapa surat kabar dan majalah besar. Umpamanya tentang penggunaan adverbs. Nah, kali ini kita bahas saja khusus Adverbs of Manner.

Adverb or manner seperti yang mungkin sudah sama-sama kita ketahui adalah bentuk kata keterangan yang tentu saja bertujuan untuk menjelaskan tentang bagaimanakah suatu kegiatan atau pekerjaan terjadi dan terlaksanakan. Umpamanya ini: carefully (dengan hati-hati), softly (dengan lembut), painfully (dengan kesakitan), dan masih banyak contoh lainnya. Itulah sebabnya maka adverbs of manner ini sering dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana suatu tindakan itu dilakukan. Nah, Adverb ini sering digunakan atau akan terjadi ketika kita mengubah kata sifat (adjective) menjadi kata keterangan (adverb).

Ada yang harus kita ingat, yaitu bagaimana gerangan bentuk perubahan dari adjective menjadi adverb of manner? Ada syaratnya. Apa itu? Ini, bahwa kebanyakan perubahan bentuk adjective menjadi adverb of manner adalah dengan menambahkan kata “ly” setelah adverb tersebut. Ini yang biasanya masih sering salah digunakan atau diletakkan. Gampangnya adalah seperti ini, apabila kata sifatnya memiliki akhiran ‘L’, maka ia harus kita tambahkan kata ‘ly’ setelahnya atau dibelakangnya. Contoh: Beautiful —> beautifully. Tapi bilamana kata sifat tersebut berakhiran ‘Y’, maka harus ditambahkan huruf ‘I’ dan dikahiri dengan ‘ly’, sehingga berubah menjadi ‘ily’. Contoh: Healthy à healthily atau pada kata Happy —> happily. Tapi jika kata sifatnya diakhiri dengan ‘ble’, maka cukup diubah menjadi ‘bly’. Contoh: adaptable à adaptably atau responsible —> responsibly
Beberapa kali saya dengar dan baca seseorang menulis atau mengatakan seperti ini, “as usually” untuk mengatakan “seperti biasanya”. Ia keliru. Seharusnya ia menuliskan atau mengatakan “as usual”. Atau ia bisa mengatakan, “Usually I …..(bla..bla..bla). Seperti itu.

Lalu bagaimana penempatannya? Di mana kita harus meletakkan adverb of manner itu pada sebuah kalimat secara benar? Begini. Kita dapat meletakkannya di awal kalimat, misalnya: Carefully, I drive the racing car. (usahakan untuk memakai tanda baca ‘koma’ setelah kata keterangan tersebut). Kita juga dapat menaruhnya di akhir kalimat, seperti ini: I drive the racing car carefully. Ataupun meletakkannya setelah subjek, contoh: He happily asked me to stay with him tonight. Jadi tiga kalimat ini betul semua: ‘I drive the racing car carefully dan ‘Carefully, I drive the racing car’ serta ‘He happily asked me to stay with him tonight’. Perlu diingat betul, untuk tidak menempatkan adverb of manner di antara kata kerja dan objek. Ini adalah kesalahan yang jamak kita dijumpai, bahkan ini yang saya bilang sering terbaca di beberapa surat kabar dan majalah nasional sekalipun. Contoh: I drive carefully the racing car. Kalimat ini tentunya keliru.

Semoga kita dapat belajar dari hal-hal sederhana seperti itu. Belajar Bahasa Inggris secara sederhana dapat membuat kita semakin mengerti dan akan semakin mahir menggunakannya. Semoga saja, Bahasa Inggris nantinya tidak akan terus menerus menjadi makanan yang basi, tidak enak dan membosankan. Sebab, ternyata Bahasa Inggris itu rasanya uenak tenan, asal kita tau cara mengunyah dan menelannya he he he. 

Bahasa Inggris yang Unik dan Menawan

Ternyata banyak sekali keunikan dalam Bahasa Inggris. Anda dapat menemukan berbagai keunikan tersebut sembari memperdalam kemampuan berbicara Bahasa Inggris. Kadang memang belajar Bahasa Inggris itu membosankan, tapi di lain sisi, kita sebetulnya bisa menjadikan Bahasa Inggris sebagai sesuatu yang menyenangkan. Menggembirakan. Memicu dan memacu semangat belajar. Sesuatu itu akan menjadi sedap dan enak, hanya bila kita menyukainya, mencinainya, dan betul-betul mengingininya. Ini sudah barang tentu sama halnya dengan belajar English.
 
Bahasa Inggris memang unik, bahkan terkadang ‘liar’. Seperti juga yang dapat Anda baca di sini: Unik & liarnya Bahasa Inggris. Ada juga tentang Idiom, di sini: IDIOM. Nah, sebetulnya masih banyak keunikan yang dapat kita jumpai. Ini, seperti yang sudah saya katakana tadi, dapat memicu serta memacu kita untuk lebih menyukainya. Contoh lain umpamanya, kata ‘freelance’ konon berasal dari cerita tentang seorang ksatria yang menyewakan tombaknya secara bebas. Artinya, ia tidak mengabdi pada tuan manapun. Ia bergerak secara bebas. Pelajaran-pelajaran di balik kata dalam Bahasa Inggris yang tersembunyi itu dapat mengajak kita untuk semakin dalam menggali, dan semakin jauh mempelajarinya. Itupun kalau kita punya niat tentunya.

Lain lagi dengan kata kerja ’sanction’ , ini adalah satu kata yang memiliki dua arti saling berlawanan makna yaitu menyetujui dan melarang. Apa jadinya bila satu kata ini tertempatkan dalam satu kalimat dengan maksud menjelaskan dua makna tersebut? Tentu akan menarik jadinya. Kata kerja ‘cleave’ juga memiliki dua arti yang saling berlawanan makna yaitu melekatkan dan memisahkan. Unik dan menarik tentunya bila dipajang dalam satu kalimat.

Kalau di Amerika, termasuk di daerah di mana saya tinggal maka postal code (kode pos) biasanya disebutkan atau disingkat saja dengan ‘ZIP’ (zip-code), konon ternyata singkatan tersebut adalah kependekan dari Zoning Improvement Plan. Kalau menurut hemat saya, kantor pos kita justru yang harus menerapkan improvement plan yang lebih lagi hehehe…

Jumlah dari ‘two plus eleven’ (2 + 11) dan ‘one plus twelve’ (1 + 12) bukan hanya hasilnya sama-sama adalah 13, tapi juga jumlah hurufnya yang sama yaitu 13, dan juga ternyata penyusun huruf (alphabet) yang sama. Ajaib. Apakah itu sebabnya angka ‘13’ selalu mendapat stigma menakutkan, dan banyak orang menghindari penggunaan angka 13 tersebut? Tentu tidak. Angka 13 yang menakutkan itu adalah cerita lain.

English is Unique

Saya sudah berulang kali mendengar orang banyak mengatakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang sangat mudah untuk dipelajari. Betul? Belum tentu. Bisa iya bisa bisa juga tidak. I have also heard that Chinese is the most difficult, and many speakers of languages are proud to say that their language is one of the hardest of all. But is this true? Are some languages harder than others?

Do you wanna know the truth is? Mari kita menjelajah, berenang, dan terbang lebih jauh lagi. Sebenarnya semua itu tergantung pada banyak hal. Mari tengok yang satu ini, Bahasa China (Chinese), contohnya, mereka tidak memiliki dan menggunakan tense, tapi mereka memiliki sistem penulisan yang sangat-sangat sulit dan berbeda dengan yang lain. Lain daripada yang lain. Sistem penulisan kalimat mereka juga jauh berbeda, misalnya dibandingkan dengan apa yang dimiliki oleh English. Pada hal-hal tertentu ia ternyata lebih sulit, tapi di pihak lain ada yang justru malah lebih gampang. Jadi, it depends…!

Bagaimana dengan Bahasa Indonesia? Di satu sisi misalnya, Bahasa Indonesia memiliki beberapa kata yang sulit mendapat padanannya dalam bahasa Inggris, begitu pula sebaliknya. Ada beberapa kata yang oleh bahasa Indonesia dipilah-pilah sehingga pengucap maupun pendengar langsung mengerti apa yang dimaksud, tapi bahasa Inggris tidak memilikinya. However, this is also one of its difficulties; having mastered the basics of English, many of us then find it hard to reach the very high levels, because there are so many exceptions to everything and so many funny little rules. Now, are you with me, guys?

It is kind of easy to begin with, but then it gets a lot harder. If your goal is to reach fluency, then English is not an easy language. It has an enormous vocabulary, its spelling system is a mess and there are many tricky little rules. Tapi bukankah semua bahasa memiliki ‘peraturan ajaib’nya masing-masing? Therefore, you must admit that in this beautiful world there is no such thing called “easy language”. Kita bisa menjadi mahir manakala kita mau berusaha mempelajarinya, membiasakan diri untuk berucap, dan tidak malu-malu bertanya. Seperti ada pepatah tua yang berkata malu bertanya sesat di Jalan. Isn’t that right, folks?

 Ingin membelinya? Silahkan hubungi:

www.Indie-Publishing.com
FB: indiepublishing |Twitter: @IndiPublishing
Email: admin@indie-publishing.com
Tlp.: 021-77880581 | PIN BB 29EB65ED

Penulis : Michael E. Sendow
Penyunting : -
Layout & Cover : Eka Pinsi Dintha
Diterbitkan pertama kali oleh :
Perum. Depok Maharaja Blok P 4 No. 6
Pancoran Mas, Depok - Jawa Barat
 Telp. 77880851
 admin@indie-publishing.com
 www.Indie-Publishing.com
Cetakan Pertama, Juli 2013
ISBN :
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Bahasa Inggris Untuk Umum & Pelaut; Penyunting : -
Depok : Indie Publishing, 2013
xii + 105 hal; 14x21 cm
I. Judul, II. Michael E. Sendow