Bekerja dan bergaul dengan berbagai orang dari berbagai
bangsa tentu mengharuskan kita menguasai bahasa asing, paling tidak bahasa
Inggris sebagai bahasa internasional. Saya sudah mendapatkan kesempatan bekerja
dan berhubungan dengan berbagai relasi dari beragam bangsa dengan latar
belakang budaya berbeda-beda. Dan tentu saja terasa betul bahwa menguasai
bahasa Inggris itu sangat penting. Tapi ternyata tidak cukup sampai di situ. Menguasai
bahasa Inggris itu memang penting, tapi ketika kita bekerja cross
culture maka adalah sangat penting untuk memahami budaya asal orang-orang
yang menjadi relasi atau rekanan kita.
Dengan kata lain saya meyakini bahwa bicara bahasa Inggris
tidak hanya sekedar berbahasa tapi juga mengerti tentang budaya lawan bicara
kita. Ketika saya berbicara bahasa Inggris sebenarnya saya belum sepenuhnya
bicara bahasa Inggris. Lantas apa yang saya terjadi ketika saya berbahasa
Inggris? Iya, yang saya lakukan adalah berbicara bahasa Indonesia yang
disampaikan lewat bahasa Inggris. Artinya begini, karena itu bukan bahasa asli
saya, saya memikirkan apa yang hendak saya katakan dalam bahasa Indonesia, baik
itu per kata, per kalimat, atau per alinea kemudian saya mentransfernya ke
dalam bahasa Inggris. Jadi jelas di mana letak perbedaannya dengan penduduk
setempat yang adalah pengguna asli bahasa tersebut. Pengungkapan arti dari yang
dimaksudkan tentu akan berbeda.
Kalau saya bilang seperti ini do you understand what I was
saying? Mungkin banyak yang bilang ‘Iya kami tau betul’. Tapi, do
you really understand what I mean by saying that? Jawabannya adalah
belum tentu. Latar budaya memengaruhi pemaknaan sebuah kalimat-kalimat yang
terucap memakai bahasa Inggris (atau bahasa asing lainnya).
Mari kita lihat contoh berikut ini. Bila Anda diperhadapkan
pada situasi tertentu yang sangat menekan Anda. Misalnya Anda dituntut untuk
segera menyelesaikan laporan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Pada situasi
seperti itu, boss Anda datang dan berucap begini, I need your report less than 2 hours from now. Anda pun merasa hal
itu tidak mungkin. Ada
300 halaman yang harus dipelajari untuk dibuatkan laporannya. Mana bisa
diselesaikan dalam waktu 2 jam. Pada posisi seperti itu, di Amerika, Eropa, dan
hampir semua kita pasti akan melontarkan kalimat seperti ini, “I
will do my best” atau yang sejenis itu, “I will try my best”.